Monkey Forest Ubud Keberhasilan Desa Adat Bali

Monkey Forest Ubud adalah maha karya Desa Adat Padangtegal, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali dalam menghasilkan destinasi wisata yang dibangun melalui swadaya masyarakat tanpa adanya bantuan pemerintah. Atas keberhasilan dalam manajemen SDM yang baik, maka Monkey Forest dapat meningkatkan luas kawasannya dari 7 hektar menjadi 24 hektar. Ini yang perlu diapresiasi karena kesetiakawanan sosial mampu menghasilkan potensi ekonomi yang sangat besar.

Sacred Monkey Forest Sanctuary, Ubud

Sacred Monkey Forest Sanctuary, Ubud

Masyarakat Padangtegal sangat memiliki kemampuan SDM yang sangat baik dalam mengelola hutan dan memiliki Filosofi Sistem Subak Di Bali. Mereka secara swadaya membangun destinasi wisata nan indah ini sehingga tidak heran membuat wisatawan lokal dan mancanegara antusias untuk datang ke sini.

Bali selain memiliki anugerah keindahan alam, masih menyimpan kultur desa adat yang sangat mendukung keberlangsungan sektor pariwisata. Salah satunya adalah desa adat Padangtegal di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang mengelola Sacred Monkey Forest Sanctuary atau yang akrab disebut Monkey Forest.

Monkey Forest ini dulunya adalah Candi Pura Dalem Agung Padangtegal yang di dalamnya adalah pemakaman, tetapi karena lokasinya di hutan lindung yang memiliki banyak kera, maka kawasan yang dulunya adalah hutan diubah secara drastis menjadi tujuan wisata oleh masyarakat adat itu sendiri.

Monkey Forest di setiap harinya selalu dikunjungi ratusan wisatawan lokal dan mancanegara, terlebih jika memasuki musim liburan maka destinasi wisata ini cukup ramai karena pengunjung mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan kera-kera yang terdapat di Monkey Forest sangat jinak terhadap pengunjung yang datang sehingga bisa melakukan swafoto untuk mengabadikan momen.

Dari segi pengelolaan kera, pengelola Monkey Forest selalu menyajikan asupan makanan ke setiap kera yang ada, dan banyak petugas yang berada di lapangan sehingga pengunjung objek wisata Monkey Forest merasa nyaman dan aman.

Ketika anda memasuki area Monkey Forest, anda akan dihadirkan sejumlah pedagang buah pisang menawarkan buah kepada anda, tentunya bukan untuk anda makan, tetapi untuk para penghuni hutan yakni kera, karena mereka suka dengan buah pisang.

Jika anda Ingin mendapatkan pengalaman lebih seru di Monkey Forest, anda bisa berphoto ria dengan mereka, dengan pancingan buah pisang yang anda bawa, dibantu oleh pemandu setempat, sehingga anda merasa nyaman.

Selain aktivitas memberi makan kera dan berfoto, anda bisa duduk bersantai di tengah hutan yang rindang, menyaksikan kelucuan dan kelincahan binatang mamalia ini, bermain dengan pasangannya atau pun anak-anaknya, anda bisa berada lebih dekat dengan mereka, karena mereka jinak dan yang terpenting anda tidak mengganggu mereka.

Disediakan juga jalur tempat berkunjung di Monkey Forest untuk menuju tengah hutan, atau pun pinggir sungai melalui jembatan kayu, sehingga akan memberikan petualangan wisata yang indah dan mengesankan. Anda bisa menikmati keindahan hutan kera ini lebih maksimal jika berkunjung mulai pagi hari, karena objek wisata di Bali ini buka dari pukul 08.00 – 18.00. Anda akan mengetahui bagaimana suasana hutan di pagi hari dengan iringan kicauan burung merdu.

Candi Pura Dalem Agung Padangtegal

Monkey Forest Candi Pura Dalem Agung Padangtegal

Desa Adat Hasilkan Pendapatan Negara

Bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa kultur masyarakatnya masih memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi, dan Desa Adat Padangtegal Bali adalah salah satu contoh yang patut diapresiasi karena ikatan batin yang kuat menjadi alat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada meningkatkan pendapatan negara melalui sektor pajak.

Perlu diketahui bahwa setoran pajak Desa Adat Padangtegal melalui Monkey Forest dalam sebulan bisa mencapai Rp 600 juta, sehingga dalam setahun mencapai setoran pajak sebesar Rp 7,2 miliar. Ini patut diapresiasi, mengingat Monkey Forest ini tidak mendapatkan bantuan sedikitpun dari pemerintah namun berhasil menyumbang pendapatan negara melalui pajak

Kita merasa miris jika kita melihat perhatian pemerintah yang sangat minim ini, namun kita juga cukup bangga karena kekuatan desa adat mampu secara bertahan menghasilkan potensi ekonomi yang sangat besar.

Perhatian masyarakat adat Padangtegal terhadap sektor pariwisata ini sangat besar, terlebih terhadap kera-kera yang ada di Monkey Forest, dimana petugas selalu memberikan arahan serta asupan makan yang baik. Sehingga tidak heran jika kera di Monkey Forest sangatlah jinak.

 

Monkey Forest Ubud Keberhasilan Desa Adat Bali

Recommended For You

About the Author: Wisatasiana

Sekedar berbagi kisah perjalanan wisata dan informasi tentang pariwisata secara umum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *