Mengenal Kanker Payudara Sejak Dini

Mengenal Kanker Payudara

 

Mengenal Kanker PayudaraKanker payudara atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker payudara (Carcinoma mammaee) sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Oleh karena itu, sebaiknya terutama untuk kaum wanita mengenal kanker payudara mulai sejak diri. Mengapa? Ikuti ulasan selanjutnya.

Mengenal Kanker Payudara

Kanker payudara terjadi karena kondisi sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.  Dan yang paling umum kanker payudara menyerang kaum wanita dan jarang pada pria. Meskipun demikian laki-laki juga berpotensi terkena, namun kemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1 diantara 1000.

Gejala kanker payudara termasuk benjolan di payudara, keluarnya cairan berdarah dari puting, dan perubahan bentuk atau tekstur puting atau payudara. Penanganan tergantung pada stadium kanker. Penanganan dapat terdiri dari kemoterapi, radiasi, dan operasi.

Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. Angka kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan diderita oleh 12/100.000 wanita sedangkan yang diderita laki-laki dengan frekuensi sekitar 1%.

Selain itu, lebih dari 80% kasus kanker payudara di Indonesia ditemukan pada stadium lanjut sehingga usaha untuk pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu pengenalan dan pemahaman mengenai upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik sangat diperlukan agar pelayanan pada penderita kanker payudara dapat dilakukan secara maksimal dan optimal.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Meskipun penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, akan tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh dominan terhadap terjadinya kanker payudara. Penyebab tersebut, antara lain:

1. Faktor Reproduksi

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, kehamilan pertama pada umur tua dan menopause pada umur lebih tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.

Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal timbulnya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

2. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik

Komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining kanker payudara adalah riwayat keluarga. Wanita yang keluarganya menderita kanker payudara, terdapat peningkatan risiko keganasan. Hal ini ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.

Apabila terdapat BRCA (BReast CAncer gene) 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara 60% pada umur 50 tahun dan 85% pada umur 70 tahun. BRCA 1 dan BRCA 2 adalah dua gen berbeda yang diketahui memengaruhi peluang seseorang terkena kanker payudara.

3. Faktor Umur

Wanita yang paling sering terserang kanker payudara adalah yang berusia di atas 40 tahun. Akan tetapi, wanita berumur di bawah 40 tahun pun juga dapat terserang kanker payudara, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun. Dengan kata lain, semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara.

4. Penggunaan Hormon

Hormon estrogen berkaitan dengan terjadinya kanker payudara. Peningkatan kanker payudara yang signifikan terdapat pada pengguna terapi estrogen replacement. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.

Suatu meta analisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.

Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan primer dilakukan sebagai usaha agar tidak terkena kanker payudara antara lain dengan mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining (pemeriksaan kesehatan) kanker payudara.

Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan skrining adalah untuk menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian.

Pemeriksaan kesehatan untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok orang yang terdeteksi mempunyai kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosis konfirmasi.

Skrining ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif; sehingga akan menurunkan kemungkinan kekambuhan, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup (level-3).

Beberapa tindakan untuk skrining menurut Kementerian Kesehatan RI adalah : Periksa Payudara Sendiri (SADARI), Periksa Payudara Klinis (SADANIS), dan Mammografi skrining.

Diagnosis Kanker Payudara

Diagnosis kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pemeriksaan, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, tumor marker, dan pencitraan mamografi.

Keluhan utama penderita antara lain benjolan di payudara, kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit, nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta, kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi, dan benjolan ketiak dan edema lengan. Keluhan tambahan nyeri tulang (vertebra, femur), sesak dan lain sebagainya.

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status lokalis, regionalis, dan sistemik. Pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai status generalis (tanda vital pemeriksaan menyeluruh tubuh) untuk mencari kemungkinan adanya metastase dan atau kelainan medis sekunder. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menilai status lokalis dan regionalis. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis, inspeksi dan palpasi.

Pemeriksaan laboratorium dianjurkan pemeriksaan darah rutin dan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis. Pemeriksaan tumor marker apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow up. Pemeriksaan pencitraan mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.

 

Mengenal Kanker Payudara Sejak Dini

You May Also Like

About the Author: Kanal Pengetahuan

Sekadar berbagi informasi dan pengetahuan sekitar kita secara singkat dan sederhana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *