Mekanisme dan Cara Kerja CVT Motor Matic

Cara Kerja CVT Motor Matic

Sistem CVT (Continously Variable Transmission) pada motor banyak dijumpai pada motor matic untuk menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin. Motor matic umumnya sering disukai karena penggunaannya lebih mudah untuk dikendarai dibandingkan dengan pemakaian pada motor manual.

Mekanisme dan Cara Kerja CVT Motor Matic

Sistem CVT (continuously variable transmission) pada sebuah motor matic berbeda dengan mobil. Pada mobil matic transmisi berada pada ruang mesin, sedangkan untuk motor matic transmisinya terpisah, dan tidak berada dalam ruang mesin. Sehingga ada Rekomendasi Oli Motor Matic Terbaik di Indonesia. Kelebihan utama sistem CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis.

Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic pada prinsipnya dimulai dari putaran stasioner, saat mulai berjalan, putaran menengah hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner

Pada putaran stasioner (langsam), putaran dari crank shaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.

Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel (roda belakang) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan

Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling.

Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller (diameter kecil). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar (diameter besar).

3. Putaran Menengah

Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave searah fixed sheave.

Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi

Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Sedangkan komponen-komponen utama yang ada dalam CVT antara lain:

  1. Primery Sheave.
  2. Secondary Sheave.
  3. V-belt.
  4. Gear Reduksi.

Banyakan orang sekarang lebih suka menggunakan motor matic karena mudah untuk dikendarai karena tidak perlu lagi repot-repot mengoper gigi saat mengendarai motor matic. Berbeda dengan motor manual yang memaksa pengendara untuk mengoper gigi saat mengendarai nya. Namun tentu saja juga harus mendapatkan perawatan, terutama perawatan pada mesin motor. Nah salah satu bentuk perawatan terhadap mesin motor adalah dengan memberi pelumas atau oli motor. Ini ada rekomendasi oli motor matic terbaik di Indonesia.

Sumber: Mekanisme Sistem CVT pada Motor Matic

 

Mekanisme dan Cara Kerja CVT Motor Matic

You May Also Like

About the Author: Kanal Pengetahuan

Sekadar berbagi informasi dan pengetahuan sekitar kita secara singkat dan sederhana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *